Senin, 18 April 2016

Memberi Aplaus untuk Fernando Torres

Rossi Finza Noor
Senin, 18/04/2016 11:03 WIB
Memberi Aplaus untuk Fernando TorresFoto: Reuters/Sergio Perez

Madrid - Catatan apik Atletico Madrid belakangan ini juga tak lepas dari nama yang satu ini: Fernando Torres. El Nino kini seperti terlahir kembali.

Torres memang tampak tertepikan jika dibandingkan dengan beberapa penggawa Atletico lainnya, seperti Koke ataupun Antoine Griezmann. Koke membuat 4 assist dan 2 gol dalam lima penampilan terakhirnya, sehingga mudah untuk memujinya. Sedangkan Griezmann membuat 5 gol dan 1 assist dalam lima penampilan terakhir, plus Griezmann juga yang menentukan lolosnya Atletico ke semifinal Liga Champions lewat 2 golnya ke gawang Barcelona.

Tapi, Torres juga punya ceritanya sendiri. Sudah cukup lama penyerang berambut pirang itu terpuruk. Kita seolah-olah lupa bahwa dulu sekali, ia pernah menjadi penyerang yang menakutkan.

Ya, Torres yang kita kenal adalah Torres yang tidak boleh diberi ruang sedikit pun. Ia bisa dengan cerdik melihat celah di lini pertahanan lawan, lalu meminta rekannya untuk mengirim umpan terobosan ke daerah tersebut. Selanjutnya, ia sendiri yang menyelesaikannya dengan sepakan.

Tak jarang pula Torres, menyambut umpan di dalam kotak penalti dengan sundulan. Ini memudahkan siapa pun penyuplai bola untuk memberikan umpan seperti apa pun; entah itu umpan terobosan, umpan silang, ataupun umpan tarik datar ke dalam kotak penalti.

Semua berubah ketika Torres meninggalkan Liverpool dan bergabung dengan Chelsea. Memang, selama berkostum Chelsea, ia sempat memenangi beberapa trofi. Lalu, pada musim 2012/2013, ia sempat menorehkan 22 gol. Tapi, citra Torres di Chelsea sudah kadung tercoreng. Ia lebih dikenal sebagai penyerang yang suka buang-buang di depan gawang.

Dari Chelsea, Torres pindah ke AC Milan. Ia juga gagal bersinar di sini, di mana dalam 10 penampilan, ia hanya mampu mencetak 1 gol. Ketika akhirnya ia pulang ke Atletico pada 2014/2015 pun ia tak langsung bersinar. Dalam 26 penampilan pertamanya di semua ajang, Torres hanya mampu mencetak 6 gol.

Kini, di musim keduanya bersama Atletico, Torres tengah memperjuangkan diri untuk mendapatkan kontrak permanen. Ya, sejak musim lalu, statusnya masihlah pemain pinjaman dari Milan. Kalau para petinggi Atletico tengah berpikir akan mempermanenkannya atau tidak, bolehlah performanya dalam beberapa laga terakhir jadi pertimbangan.

Dalam empat pertandingan terakhirnya, Torres sukses mencetak 4 gol dan menyumbang 2 assist. Satu golnya, yakni ke gawang Barca di leg I perempatfinal Liga Champions, memberikan Atletico keuntungan gol tandang. Kendati pun Atletico kalah 1-2 di laga tersebut, dan Torres mendapatkan kartu merah, tak pelak gol itu menjadi modal berharga buat Los Colchoneros yang kemudian menang 2-0 di leg II.

Menurut Squawka, ini adalah pertama kalinya sejak Maret 2010, Torres bisa mencetak gol dalam empat pertandingan beruntun. Terakhir kali ia bisa menorehkan catatan itu, ia masih berkostum Liverpool.

Dalam usia 32 tahun, Torres seperti menemukan kembali dirinya yang lama. Perhatikan baik-baik golnya ke gawang Barca di leg I perempatfinal Liga Champions ataupun golnya ke gawang Granada akhir pekan kemarin. Prosesnya nyaris sama: Torres melihat ada ruang di antara para bek, menerima umpan terobosan dari rekannya, lalu berlari ke kotak penalti dan membobol gawang lawan.

Untuk waktu yang teramat panjang yang dilalui untuk kembali menemukan jati dirinya, Torres layak mendapatkan aplaus.

(roz/mfi)

Tidak ada komentar: